INQUIRY
Model Pembelajaran
Inquiry
Untuk pertama kalinya inquiry dikembangkan oleh
Richard Suchman pada tahun 1962, yang mengandung hakikat belajar sebagai
latihan berpikir melalui pertanyan-pertanyaan. Dalam Edi Hendri M., Suchman
mengemukakan inti gagasan model
inquiry adalah siswa bertanya (inquire) bila dihadapkan dengan masalah yang membingungkan,
kurang jelas, atau kejadian aneh (discrepant event), siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis
strategi berpikirnya, strategi berpikir dapat diajarkan dan ditambahkan kepada
siswa, serta inquiry bisa lebih bermakna dan efektif apabila dilakukan dalam
konteks kelompok.
Pengertian Inquiry
Schmidt, dalam Rizema (2013), mengemukakan bahwa
inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakuakan
observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah
terhadap atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan
logis.
Sedangkan, National
Science Education Standards (NSES) mendefinisikan inquiry sebagai aktivitas
beraneka ragam yang meliputi observasi, membuat pertanyaan, dan memeriksa
buku-buku atau sumber informasi lain untuk melihat sesuatu yang telah
diketahui, merencanakan investigasi, memeriksa kembali sesuatu yang sudah diketahui
menurut bukti eksperimen, menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisis,
dan menginterpretasikan data, mengajukan jawaban, penjelasan, dan prediksi,
serta mengomunikasikan hasil.
Tujuan
Pembelajaran dengan Pendekatan Inquiry
Adapun
beberapa tujuan dari metode inquiry adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan
keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
2) Mengurangi
ketergantungan siswa terhadap guru untuk mendapatkan pelajarannya.
3) Melatih
siswa dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang
tidak ada habisnya.
4) Member
pengalaman belajar seumur hidup.
Sasaran
utama kegiatan mengajar pada strategi ini adalah sebagai berikut:
1) Keterlibatan
peserta didik secara maksimal
selama proses kegiatan belajar. Kegiatan
belajar yang dimaksud meliputi
kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.
2) Seluruh kegiatan berjalan
secara logis, terarah, dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
3) Mengembangkan
sikap percaya terhadap diri sendiri tentang sesuatu yang ditemukan selama proses
pembelajaran.
a.
Prinsip-Prinsip
Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Inquiry
Menurut Sanjaya dalam Rizema (2013) ada
beberapa prinsip yang harus diperhatiakan dalam penggunaan inquiry, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a)
Prinsip
Interaksi
Proses pembelajaran merupakan proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru,
bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi
berarti menempatkan menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
b)
Prinsip
Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan adalah
menggunakan model inquiry adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa
dalam menjawab setiap pertanyaan termasuk bagian dari proses berpikir.
c)
Prinsip
Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah
fakta, melainkan juga proses berpikir (learning
how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak
kiri maupun kanan. Sedangkan, pembelajaran berpikir ialah pemanfaatan dan
menggunakan otak secara maksimal.
d)
Prinsip
Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyediakan ruang
untuk memberi kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan hipotesis, dan secara
terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan .
0 Response to "INQUIRY"
Post a Comment