-->

CUPRASSACEAEC

Cuprassaceae merupakan famili dari tumbuhan runjung yang memiliki ciri-ciri daun yang berbentuk sisik dan tersusun saling berhadapan atau berseling dan daun pelingdung (braktea) yang menyatu. Suku cuprassaceae merupakan tumbuhan perdu atau pohon-pohon, bercabang-cabang banyak. 

Pada setiap braktea (daun pelindung) terdapat sejumlah biji kecil tanpa sayap. Proses penyerbukan dan penyebaran biji dilakukan dengan bantuan angin maupun  hewan. Cuprassaceae memilik bakal daun (kotiledon) yang banyak. 

Daun Cuprassaceae memiliki saluran resin (getah) atau ruang resin. Tumbuhan ini biasanya berumah satu, jarang berumah dua. Strobilus (kumpulan sprofit) jantan dan betina berada dalam satu pohon. Strobilus jantan berbentuk seperti kerucut sedangkan strobilus betina berbentuk bulat. 

Jumlah mikrosporofil pada tumbuhan ini tidak terlalu banyak dan duduknya bersilang atau merupakan karangan yang terdiri atas 3 sporofil, memiliki tangkai pendek dengan sisik yang lebar dengan dua sampai enam kantong sari. 

                  :BAKTERI
Serbuk sari pada Cuprassaceae  tidak memilik gelembung udara dan proses perkecambahannya tidak membentuk sel-sel protalium. Strobilus betina memiliki satu atau beberapa pasang sisik yang duduknya bersilang dan dengan bakal biji yang ada di atasanya. 

Perkembangbiakan dari famili cuprassaceae yaitu dengan proses penyerbukan yang dilakukan oleh bantuan angin maupun bantuan hewan. Cuprassaceae memiliki strobilus yang berbentuk seperti kerucutyang terdiri dari dua macam yaitu, kerucut biji (kerucut betina) dan kerucut serbuk sari (kerucut jantan).

Ketika kerucut betina mengalami proses penyerbukan maka disebut dengan kerucut bakal biji sedangkan untuk kerucut jantan berbentuk tunggal dan juga  berbentuk kumpulan. Kerucut-kerucut tersebut biasanya memiliki ukuran yang kecil atau langsing dan biasanya berwarna merah atau kuning. 

Kerucut jantan yang mekar biasanya berumur sangat pendek hanya bertahan selama beberapa hari saja,  dan setelah itu kerucut jantan akan layu dan luruh segera setelah serbuk sari tersebar.
            
Alat Perkembangbiakan Pada Cuprassaceae terdiri atas alat perkembangbiakan jantan dan betina. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca dibagian bawah berikut ini.

Alat perkembangbiakan jantan

Kerucut jantan terdiri atas sumbu tengah yang merupakan tempet tumbuhnya mikrosporil dalam jumlah besar dan tersusun dengan sangat rapat. Setiap mikrosporil terdiri dari dua mikrosporangium yang bentuknya memanjang bagian bawah. 

Kerucut jantan biasanya mulai tbermunculan pada awal musim penghujan atau musim semi. Pada musim ini seluruh isi dari mikrosporangium akan terdeferensiasi menjadi sel-sel induk mikrospora. Sel-sel tersebut selanjutnya akan mengalami pembelahan secara reduksi yang masing-masing akan membentuk empat mikrospora. 

Nukleus pada setiap spora  mempunyai jumlah kromosom n dan mikrospora tersebut merupakan hasil pembentuk sel pertama pada generasi gametofit jantan. Pada setiap mikrospora akan membentuk dinding tebal yang terdiri dari lapisan dalam dan lapisan luar. Dinding spora bagian luar  akan membesar pada kedua sisinya untuk membentuk sayap atau ruang udara. Mikrospora kemudian akan berkecambah pada saat masih di dalam mikrosporangium. 

Nukleus akan membagi diri sehingga serbuk sari matang terbentuk. Serbuk sari ini terdiri  dari gametofit jantan yang sangat tereduksi. Serbuk sari ini hanya berkembang sebagian dan tertahan di dalam dinding mikrospora. Beberapa bagian dari serbuk sari akan berubah menjadi sel-sel protalium. 

Nukleus-nukleus pada sel tersebut akan mengalami degenerasi dengan berubah bentuk menjadi pipih dan memanjang. Selanjutnya kedua sel protalium tersebut akan tereduksi menjadi satu atau dua lapisan sel pipih yang terdapat pada serbuk sari bagian atas. Sel-sel protalium ini merupakan struktur yang tidak berkembang secara sempurna dan merupakan sel vegetatif yang akan tertinggal pada generasi gametofit jantan. 

Kedua sel sisa tersebut merupakan sel generatif dengan ukuran yang kecil dan sel tabung yang lebih besar. Jika serbuk sari tersebut matang, maka mikrosporangium akan menuju belahan yang bentuknya memanjang sehingga  butir-butir serbuk sari tersebar dengan perantara angin.

Alat perkembangbiakan betina

Kerucut betina tersusun atas sumbu tengah yang terdapat bakal biji. Pada setiap sisik terdapat daun pelindung yang juga berbentuk seperti sisik. Daun pelindung maupun sisik akan tumbuh membesar bersamaan dengan perkembangan kerucut tersebut, tetapi, sisik itu akan tumbuh menjadi lebih besar dari pada daun pelindungnya. 

Pada kerucut yang sudah matang, daun pelindung yang terdapat di bagian bawah sisik ini akan tumbuh berlekatan dengan sisiknya dan dua bakal biji yang menghadap ke bawah akan tumbuh dan berkembang pada permukaan sisik sebelah atas. Mikropil pada kelamin betina ini menghadap ke bawah dan mengarah ke sumbu kerucut dan semula sisik itu di anggap sebagai megasporofil.

Setiap bakal biji terdiri dari integumen yang mengelilingi dan bersatu dengan megasporangium. Bagian lubang dari integumen ini disebut dengan mikropil. Perpanjangan dari  integumen ini akan menghasilkan strukutr yang disebut dengan lengan yang terdapat pada kedua sisi mikropil. Megasporangium mengandung satu sel induk megaspora dengan ukuran yang besar. 

Setelah terjadi pembelahan meiosis maka sel tersebut akan menghasilkan empat megaspora yang tersusun dalam satu barisan. Tiga megaspora akan luruh sedangkan satu megaspora yang terjauh letaknya dari mikropil merupakan megaspora yang berfungsi.

Penyerbukan dan pembuahan pada Cuprassaceae

Serbuk sari akan dilepaskan dalam jangka waktu beberapa hari. Masa penyebaran serbuk sari berlangsung setiap waktu selama permulaaan musim hujan ataupun akhir musim kemarau. Pada saat serbuk sari mulai tersebar, kerucut betina yang berukuran kecil akan tumbuh tegak pada ujung cabang dan terlihat sisik-sisiknya.

Butir-butir serbuk sari akan melayang menuju ke bawah diantara sisik-sisik hinggap di bibir mikropil dan kedua sisi lengan mikropil. Pengeluaran cairan yang berasal dari megasporangium akan merembes ke bawah mengisi saluran mikropil. 

Setelah  bersentuhan dengan serbuk sari cairan tersebut kemudian akan diangkut ke atas menuju cekungan yang berbentuk piring ceper pada bagian ujung megasporangium. Sel-sel integumen pada kedua sisi mikropil akan membengkak kemudian menutupi mikropil yang berfungsi untuk melindungi serbuk sari agar tetap melekat pada megasporangium.

Serbuk sari yang berkecambah akan membentuk tabung sari yang menembus jaringan megasporangium. Nukleus yang berbentuk tabung menempatkan diri pada ujung tabung sari.

Sel-sel tersebut terbagi atas sel tangkai dan sel tubuh dan sel tubuh terbagi lagi menjadi dua gamet jantan nonmotil, yaitu sperma.  Satu sperma akan melebur dengan telur, dan sisa nukleus gametofit jantan akan menjadi hancur.

0 Response to "CUPRASSACEAEC"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel